API (American Petroleum Institute) menggunakan sistem klasifikasi untuk menetapkan standar kualitas oli mesin. Untuk mesin diesel, kode API diikuti oleh huruf “C” (Commercial), dan diikuti oleh huruf kedua yang menunjukkan tingkat kinerja. Berikut adalah makna dari kode-kode tersebut:
1. API CF-2:
- Diperkenalkan pada tahun 1994.
- Aplikasi: Dirancang khusus untuk mesin diesel dua langkah (two-stroke), yang sering digunakan pada mesin besar seperti lokomotif, kapal laut, dan beberapa aplikasi industri.
- Fokus Perlindungan: Oli dengan sertifikasi API CF-2 diformulasikan untuk memberikan perlindungan terhadap keausan (wear) dan pembentukan deposit pada komponen mesin yang bergerak cepat seperti silinder dan cincin piston dalam mesin diesel dua langkah. Mesin ini cenderung bekerja pada kondisi yang lebih berat dan membutuhkan oli dengan ketahanan ekstra terhadap stres mekanis dan suhu tinggi.
- Penggunaan: Oli API CF-2 tidak cocok untuk mesin diesel empat langkah, karena diformulasikan secara khusus untuk keperluan mesin dua langkah yang memiliki kebutuhan pelumasan yang berbeda.
2. API CF-4:
- Diperkenalkan pada tahun 1990.
- Aplikasi: Dirancang untuk mesin diesel empat langkah (four-stroke) berkecepatan tinggi, biasanya digunakan pada kendaraan komersial, seperti truk, bus, dan mesin-mesin diesel berat lainnya.
- Fokus Perlindungan: Oli API CF-4 memberikan perlindungan terhadap jelaga, oksidasi, keausan, serta pembentukan deposit pada piston dan ruang bakar. Perlindungan tambahan ini penting untuk mesin empat langkah yang sering digunakan dalam operasi jangka panjang dan beban berat, seperti pada kendaraan niaga.
- Penggunaan: API CF-4 dapat digunakan pada mesin yang lebih tua yang membutuhkan perlindungan tambahan terhadap keausan dan deposit, namun tidak dirancang untuk mesin dengan standar emisi modern yang membutuhkan oli dengan tingkat kinerja lebih tinggi seperti API CI-4 atau CJ-4.
3. API CH-4:
- Diperkenalkan pada tahun 1998.
- Dirancang untuk mesin diesel berkecepatan tinggi yang memenuhi standar emisi dari tahun 1998.
- Memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap jelaga dan aus.
- Direkomendasikan untuk digunakan dalam mesin yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur hingga 0,5%.
4. API CI-4:
- Diperkenalkan pada tahun 2002.
- Dirancang untuk mesin diesel berkecepatan tinggi yang memenuhi standar emisi dari tahun 2004.
- Memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap pembentukan jelaga, aus, dan oksidasi oli.
- Direkomendasikan untuk mesin yang menggunakan sistem EGR (Exhaust Gas Recirculation) dan yang menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur hingga 0,5%.
5. API CJ-4:
- Diperkenalkan pada tahun 2006.
- Dirancang untuk mesin diesel berkecepatan tinggi yang memenuhi standar emisi dari tahun 2007.
- Memberikan perlindungan terhadap pembentukan jelaga, aus, korosi, oksidasi oli, dan deposit di piston.
- Direkomendasikan untuk mesin yang menggunakan teknologi modern seperti EGR dan DPF (Diesel Particulate Filter).
- Dapat digunakan dengan bahan bakar dengan kandungan sulfur hingga 0,5%, tetapi kinerja optimal dicapai dengan bahan bakar rendah sulfur (kurang dari 15 ppm).
6. API CK-4:
- Diperkenalkan pada tahun 2016.
- Dirancang untuk mesin diesel yang memenuhi standar emisi dari tahun 2017 dan lebih baru.
- Memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap jelaga, oksidasi, keausan, deposit pada piston, dan korosi.
- Dapat digunakan dalam mesin yang dilengkapi dengan teknologi EGR, DPF, dan SCR (Selective Catalytic Reduction).
- Dirancang untuk digunakan dengan bahan bakar diesel ultra-rendah sulfur (15 ppm atau kurang), tetapi dapat digunakan dengan bahan bakar dengan kandungan sulfur hingga 500 ppm.
7. API FA-4:
- Juga diperkenalkan pada tahun 2016.
- Dirancang untuk mesin diesel yang memenuhi standar emisi dari tahun 2017 dan lebih baru, khususnya untuk kendaraan berat yang mengutamakan efisiensi bahan bakar.
- Memberikan perlindungan yang serupa dengan API CK-4, tetapi diformulasikan dengan viskositas rendah untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
- Dirancang untuk digunakan dengan bahan bakar diesel ultra-rendah sulfur (15 ppm atau kurang).
Masa Pemakaian Oli untuk Mesin Genset Berdasarkan Spesifikasi API:
1. API CF-4:
- Dirancang untuk mesin diesel empat langkah, termasuk mesin genset.
- Oli dengan spesifikasi API CF-4 biasanya digunakan pada mesin diesel yang lebih tua, dan masa pemakaiannya bisa bervariasi tergantung pada kondisi mesin dan beban kerja genset.
- Masa Pemakaian: Rata-rata oli CF-4 dapat digunakan sekitar 200 hingga 300 jam pemakaian, tergantung pada kondisi operasi, beban kerja, serta lingkungan operasional. Untuk lingkungan yang lebih berat (misalnya, lingkungan berdebu atau panas), interval penggantian bisa lebih pendek.
2. API CH-4:
- Diperkenalkan sebagai pembaruan dari CF-4 dengan peningkatan performa, terutama dalam hal pengendalian jelaga dan oksidasi.
- Masa Pemakaian: Oli API CH-4 biasanya memiliki interval penggantian 250 hingga 400 jam, tergantung pada kondisi operasional genset.
3. API CI-4:
- Diperkenalkan untuk mesin diesel dengan sistem EGR (Exhaust Gas Recirculation) dan memberikan perlindungan lebih baik terhadap jelaga, oksidasi, dan aus.
- Masa Pemakaian: Interval penggantian oli CI-4 adalah 300 hingga 500 jam, tergantung pada beban kerja dan kondisi operasi mesin genset.
4. API CJ-4:
- Lebih modern dan dirancang untuk mesin dengan standar emisi yang lebih tinggi, termasuk yang menggunakan teknologi modern seperti DPF (Diesel Particulate Filter).
- Masa Pemakaian: API CJ-4 bisa bertahan hingga 500 hingga 600 jam tergantung pada lingkungan operasional, dengan lebih baik untuk mesin genset yang bekerja dalam kondisi berat.
5. API CK-4:
- Spesifikasi terkini yang memberikan perlindungan maksimal pada mesin genset diesel modern yang bekerja dengan bahan bakar sulfur rendah. Oli ini menawarkan perlindungan lebih baik terhadap oksidasi, keausan, dan pembentukan deposit.
- Masa Pemakaian: Oli CK-4 memiliki masa pemakaian hingga 600 hingga 800 jam, tergantung pada beban kerja dan kondisi lingkungan.
Rekomendasi Spesifikasi Oli untuk Mesin dengan Turbocharger dan Injektor Hidrolik:
Untuk mesin genset yang dilengkapi dengan turbocharger dan injektor hidrolik, diperlukan oli dengan spesifikasi yang lebih tinggi untuk memastikan perlindungan yang maksimal terhadap keausan, deposit, dan suhu tinggi yang dihasilkan oleh turbocharger. Injektor hidrolik juga membutuhkan oli dengan stabilitas oksidasi yang tinggi dan kemampuan pengendalian jelaga yang baik.
Minimal Spesifikasi Oli yang Direkomendasikan: Untuk mesin dengan turbocharger dan injektor hidrolik, sebaiknya menggunakan oli dengan spesifikasi minimal API CI-4 atau yang lebih baru (seperti API CJ-4 atau CK-4). Spesifikasi ini memberikan perlindungan ekstra terhadap suhu tinggi, pengendalian jelaga, dan stabilitas termal yang lebih baik, yang penting untuk mesin dengan komponen berteknologi tinggi seperti turbocharger dan injektor hidrolik.
Alasan Mengapa API CI-4 ke Atas Direkomendasikan:
- Perlindungan Terhadap Suhu Tinggi: Turbocharger menghasilkan panas yang tinggi, dan oli dengan spesifikasi seperti CI-4 atau lebih tinggi memiliki stabilitas termal yang lebih baik.
- Pengendalian Jelaga yang Baik: Injektor hidrolik rentan terhadap pembentukan jelaga. API CI-4 dan CJ-4 menawarkan perlindungan lebih baik dalam mengatasi hal ini.
- Oksidasi dan Aus: Oli API CI-4 dan lebih baru menawarkan ketahanan yang lebih baik terhadap oksidasi, menjaga performa optimal mesin untuk jangka waktu yang lebih lama.